Menentukan pengujian kesesuaian fungsi produk barang/jasa Pengujian produk baru bertujuan untuk memberikan penilaian yang lebih rinci tentang peluang sukses produk baru, mengidentifikasi berbagai penyesuaian akhir yang diperlukan untuk produk, dan menetapkan berbagai elemen penting dalam program pemasaran yang akan dipakai untuk memperkenalkan produk dipasar
Metode perakitan. Macam dan jenis perakitan. Materi Prosedural Sederetan langkah yang sistematis dalam menerapkan prinsip Melakukan perakitan produk barang /jasa Membuat perakitan produk barang / jasa E. Pendekatan, Strategi dan Metode Pendekatan : Saintifik Metode : Diskusi, Tanya Jawab, Demontrasi, Praktek dan Penugasan
Materiyang dibahas dalam buku ini meliputi : * Perencanaan Produksi Massal * Indikator keberhasilan tahapan produksi massal * Proses produksi massal * metode perakitan produk barang/jasa * Prosedur pengujian kesesuaian fungsi produk barang/jasa * Evaluasi kesesuaian hasil produk dengan rancangan * Paparan deskriptif, naratif, argumentatif
Menerapkanmetoda perakitan produk barang/jasa 3.14. Menganalisis prosedur pengujian kesesuaian fungsi produk barang/jasa 3.15. Mengevaluasi kesesuaian hasil produk
Pengertian proses produksi. Menurut I Wayan Edi Arsawan, dkk dalam Buku Ajar Pengantar Bisnis (2021), proses produksi adalah cara, metode, dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada. Proses produksi juga bisa diartikan sebagai proses perubahan bentuk faktor produksi.
vgnwu0. KOMPETENSI DASAR PENGETAHUAN Menerapkan metoda perakitan produk barang/jasa KOMPETENSI DASAR Melakukan perakitan produk barang/jasa TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Memahami pengertian dan prinsip perakitan 2. Menerangkan prose perakitan 3. Menganalisis sistem perakitan 4. Mengetahui rancangan perakitan MATERI PERAKITAN PRODUK A. PENGERTIAN & PRINSIP PERAKITAN PRODUKPerakitan adalah suatu proses penyusunan dan penyatuan beberapa bagian komponen menjadi suatu alat atau mesin yang mempunyai fungsi tertentu. Pekerjaan perakitan dimulai bila obyek sudah siap untuk dipasang dan berakhir bila obyek tersebut telah bergabung secara sempurna. Perakitan juga dapat diartikan penggabungan antara bagian yang satu terhadap bagian yang lain atau pasangannya. Pada prinsipnya perakitan dalam proses manufaktur terdiri dari pasangan semua bagian-bagian komponen menjadi suatu produk, proses pengencangan, proses inspeksi dan pengujian fungsional, pemberian nama atau label, pemisahan hasil perakitan yang baik dan hasil perakitan yang buruk, serta pengepakan dan penyiapan untuk pemakaian akhir. Perakitan merupakan proses khusus bila dibandingkan dengan proses manufaktur lainnya, misalnya proses permesinan frais, bubut, bor, dan gerinda dan pengelasan yang sebagian pelaksanaannya hanya meliputi satu proses saja. Sementara dalam perakitan bisa meliputi berbagai proses manufaktur. B. METODE produksi massal, proses perakitan dapat dilakukan dengan cara otomatis, misalnya proses pengikatan, pengelingan, pengelasan, penyekrupan, dan lain-lain dalam urutan rangkaian proses produksi. Hal itu dilakukan untuk mendapatkan hasil pada setiap produk dengan bentuk yang standar. 1. Metode perakitan ditinjau dari proses penyambungan komponen a. Metode Cascade Metode Cascade adalah metode perakitan antara komponen dengan langkah yang berurutan. Pada prinsipnya metode ini banyak digunakan untuk sistem pengabungan antara komponen dengan menggunakan rivet atau paku keling. Dalam proses pengabungan atau penyambungan antara komponen dari bahan pelat-pelat tipis. Metode Cascade ini banyak digunakan untuk perakitan dengan menggunakan sistem sambungan riveting atau keling. Proses riveting ini dengan menggunakan alat sederhana yakni perangkat penembak paku. Alat ini menjepit paku yang sudah dimasukkan dalam lobang hasil pengeboran pelat yang akan disambung. Selanjutnya alat ini ditekan secara bertahap sampai batang paku putus. b. Metode Keseimbangan Metode keseimbangan dalam perakitan merupakan proses penyambungan komponen- komponen dengan menggunakan spot welding. Penggunaan perakitan dengan las spot ini sangat banyak digunakan untuk penyambungan pelat-pelat tipis. Aplikasi proses penyambungan dengan spot welding ini digunakan di industri mobil dan kereta api, juga industri pesawat terbang yang menggunakan bodinya dari bahan pelat-pelat tipis. Keseimbangan yang dimaksukan dalam proses ini adalah posisi sambungan dibeberapa titik harus dilakukan secara seimbang. c. Metode Bongkar Pasang Knock down Metode bongkar pasang atau istilah yang lebih populernya adalah knock down merupakan metode yang banyak digunakan untuk perakitan. Metode bongkar pasang ini bertujuan diantaranya - Memudahkan dalam mobilitas atau Memudahkan untuk proses perawatan atau penggantian komponen bagian Memudahkan dalam operasional Konstruksi menjadi lebih sederhanaPenggunaan lebar bahan dan jenis dapat dengan mudah diterapkan dalam perakitan. Proses perakitan dengan metode knock down ini umumnya menggunakan sambungan baut dan mur ataupun screw. Perakitan dengan metode ini harus dilakukan secara teliti, terutama dalam hal pengeboran lobang-lobang yang akan dirakit. Pengeboran lobang- lobang ini biasanya dilakukan dengan memberi posisi dasar pemasangan. Lobang yang tidak tetap lebih besar dari lobang yang tetap. 2. Metode perakitan ditinjau dari sifat komponen yang dirakit a. Metode perakitan yang dapat ditukar tukar. Pada metode ini, bagian-bagian yang akan dirakit dapat ditukarkan satu sama lain inter changeable, karena bagian tersebut dibuat oleh suatu pabrik secara massal dan sudah distandarkan baik menurut ISO, DIN, JIS, dan lain sebagainya. Keuntungan bila kita menggunakan bagian atau komponen yang telah distandarkan adalah waktu perakitan komponen yang lebih cepat dan dalam penggantian komponen yang rusak dapat diganti dengan komponen yang sejenis yang ada di pasaran. Akan tetapi tetap mempunyai kerugian yaitu kita harus membeli komponen tersebut dengan harga yang relatif lebih mahal. b. Perakitan dengan pemilihan. Pada metode perakitan dengan metode pemilihan, komponen-komponennya juga dihasilkan dengan produksi massal yang pengukuran-pengukurannya tersendiri menurut batasan-batasan ukuran. c. Perakitan secara individual. Perakitan secara individual dalam pengerjaannya tidak dapat kita pisahkan antara pasangan satu dengan pasangannya. karena dalam pengerjaannya harus berurutan tergantung bagian yang sebelumnya. Salah satu komponen yang berpasangan tersebut kita selesaikan terlebih dahulu, kemudian pasangan lainnya menyusul dengan ukuran patokan yang diambil dari komponen yang pertama. 3. Faktor Yang Paling Berpengaruh Pada Proses Perakitan1. Jenis bahan yang akan dirakit 2. Kekuatan yang dibutuhkan 3. Pemilihan metode penyambungan 4. Pemilihan metode penguatan 5. Penggunaan alat bantu perakitan 6. Tolerasi 7. Bentuk/ tampilan produk 8. Ergonomis 9. Finishing 4. Prosedur PerakitanProsedur perakitan kedalam beberapa kegiatan yaitu sebagai berikut a. Persiapan b. Pelaksanaan c. Penyelesaian C. SISTEM PERAKITAN DAN KESEIMBANGAN LINTASAN 1. Sistem perakitan Ada beberapa macam jenis perakitan yang sering digunakan di dunia industri, hal ini tergantung pada pekerjaan yang akan dilakukan. Biasanya faktor bentuk dan jumlah produk yang akan dihasilkan sangat menentukan. Pada umumnya ada dua macam jenis perakitan yaitu Perakitan Manual yaitu; perakitan yang sebagian besar proses dikerjakan secara konvensional atau menggunakan tenaga manusia dengan peralatan yang sederhana tanpa alat-alat bantu yang spesifik atau khusus. Perakitan otomatis yaitu; perakitan yang dikerjakan dengan sistem otomatis seperti otomasi, elektronik, mekanik, gabungan mekanik dan elektronik mekatronik, dan membutuhkan alat bantu yang lebih khusus. Sedangkan untuk jenis perakitan dapat dibedakan menurut jenis produk yang akan dilakukan perakitan yaitu; Produk tunggal Jenis perakitan tunggal yaitu perakitan dengan produk hanya satu jenis saja Produk seri Jenis perakitan produk seri adalah bila perakitan dilakukan dalam jumlah massal dalam bentuk dan ukuran yang sama. Contohnya proses perakitan produk elektronik, perakitan mobil, perakitan motor dan lain-lain. 2. Terminology Keseimbangan LintasanIstilah - istilah dalam keeimbangan lintasan Elemen kerja yaitu bagian dari keseluruhan pekerjaan dalam proses perakitanElemen kerja minimum yaitu bagian terkecil dari suatu elemen kerja yang sudah tidak dapat terbagi Waktu Pengerjaan yaitu jumlah waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan semua elemen sepanjang lintasanWaktu proses stasiun kerja yaitu jumlah waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan semua elemen kerja yang berada distasiun kerja kerja tersebutWaktu siklus yaitu jarak waktu antar produk yang dapat dihasilkan pada lintasanDiagram pendahuluan yaitu suatu grafik yang mengambarkan urutan elemen kerja yang diberi symbol node dengan tanda panah sebagai penghubung antar node yang menunjukkan aliran tiap elemen . 3. Metode Keseimbangan lintasan a. Metode Bobot Posisi Metode bobot posisi sering dikenal pula dengan pendekatan Helgeson – Birnie. Metode ini dikembangkan oleh Helgeson dan Birnie pada tahun 1961 dan merupakan metode heuristic yang paling awal dikembangkan. Metode ini merupakan gabungan antara metodeLargest – Candidate rule dan metode Killbridge and waster. Pada prinsipnya metode bobot posisi memperhitungkan nilai bobot posisi ranked positional weight, dan elemen yang memiliki bobot posisi terbesar diletakkan pda urutan teratas. b. Metode pendekatan wilayah Metode pendekata wilayah dikembangkan oleh Bedworth. Metode ini merupakan pengembangan dari pendekatan Helgeson – Birnie metode bobot posisi, Mansor dan Killbridge and wester. Pada prinsipnya metode ini berusaha membebankan terlebih dahulu pada operasi yang memiliki tanggung jawab keterdahuluan yang besar. c. Metode Largest Candidate Rule Metode Largest Candidate Rule adalah metode yang mengurutkan elemen kerja berdasarkan lamanya waktu operasi. d. Metode keseimbangan lintasanTerkomputerisasi Beberapa metode lintasan komputerisasi yang sudah banyak diterapkan, yaitu sebagai berikut COMSOAL Computer Methode of sequencing Operation For Asembbly Lines meskipun bukan metode computer pertama yang dikembangkan namun metode ini cukup dipertimbangkan untuk mengatasi persoalan keseimbangan lintasan dibandingkan dengan metode sebelumnya CALB Computer Assembly Line Balancing, CALB dapat digunakan pada lintasan tunggal maupun campuran ALPACA Assembly Line Planning and Control, merupakan metode pertama kali dikembangkan oleh General Motors pada tahun materi tentang MATERI PERAKITAN PRODUK I PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN KELAS XII, semoga bermanfaat
Mata pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan Pada prinsipnya produksi massal dapat dikatakan berhasil apabila produk yang dihasilkan dapat dijual dan kemudian menghasilkan laba. Namun dalam pelaksanaannya, perlu diterapkan metode perakitan dengan tujuan meminimalisasi atau mengurangi terjadinya kerugian atau kesalahan. Di mana melakukan perakitan sebelum dilakukan proses produksi massal sangatlah penting. Tidak hanya itu, dalam melakukan proses produksi massal juga dibutuhkan pemahaman terkait cara dan langkah-langkah dalam pelaksanaannya. Bagaimanakah proses perakitan produksi massal? Untuk memahami secara lebih jelas tentang metode perakitan produk, maka simaklah materi berikut dengan saksama! Perakitan Produksi Barang/Jasa Perakitan adalah suatu proses penyusunan dan penyatuan beberapa bagian komponen menjadi suatu alat atau mesin yang mempunyai fungsi tertentu. Pada umumnya, perakitan dalam proses produksi barang/jasa terdiri dari semua bagian-bagian komponen yang menjadi suatu produk, yaitu proses pengencangan, proses inspeksi dan pengujian fungsional, pemberian nama atau label, pemisahan antara hasil perakitan yang baik dengan hasil perakitan yang buruk, serta pengepakan dan penyiapan untuk pemakaian akhir. Perakitan merupakan proses khusus apabila dibandingkan dengan proses penyusunan yang lain karena proses perakitan bisa meliputi berbagai proses yang ada di dalamnya. 1. Konsep dan prinsip perakitan produkPerakitan atau biasa disebut dengan assembly line adalah suatu proses penyusunan di mana pada setiap bagian penyusunan disusun berdasarkan urutan untuk menghasilkan produk jadi yang lebih cepat dari metode yang biasa. Dalam metode assembly line pergerakan pekerja diminimalisasi sedikit mungkin, komponen-komponen yang akan dipasang biasanya diletakkan di atas konveyor sesuai urutan proses produk tersebut. Adapun prinsip perakitan produk, sebagai berikut a. Meletakkan peralatan dan pekerja dalam urutan pekerjaan/operasional, sehingga setiap bagian/komponen dapat dipasang secara berurutan sampai deô€€¤gan proses Area kerja untuk pemasangan komponen dibuat secara nyaman, sehingga pekerja dapat dengan mudah memasang komponen ke dalam rangkaian produk yang berjalan di atas metode perakitan banyak sekali penghematan waktu yang diperoleh. Pekerja dapat memasang komponen secara terus-menerus tanpa harus menunggu proses akhir. Setiap pekerja mempunyai tanggung jawab memasang komponen sesuai urutannya dan dapat melanjutkan pekerjaan produk lainnya tanpa menunggu produk akhir tersebut terlihat mudah dan sederhana, metode perakitan tetap saja membawa kerugian terutama bagi para pekerja. Pekerja akan merasa terasingkan dan jenuh karena harus melakukan pekerjaan yang sama sepanjang hari. Dalam sehari, pekerja dapat melakukan kegiatan yang sama sebanyak ratusan kali untuk memasang komponen yang ada pada bagian yang sama. Permasalahan lain yang timbul adalah sempitnya ruang gerak pekerja karena tata letak yang buruk tanpa memerhatikan faktor Jenis-jenis perakitanDalam proses perakitan terdapat beberapa jenis perakitan yang dapat digunakan terutama di dunia industri, hal ini tergantung pada pekerjaan yang dilakukan. Dalam hal ini biasanya faktor bentuk dan jumlah produk yang akan dihasilkan sangat menentukan jenis perakitan yang umum terdapat dua jenis perakitan dalam sebuah produksi. Berikut akan dijelaskan dua macam jenis perakitan yang sudah sering Perakitan manualPerakitan manual adalah perakitan yang sebagian prosesnya dilakukan atau dikerjakan secara konvensional atau menggunakan tenaga manusia dengan peralatan yang sederhana tanpa adanya alat bantu yang spesifik atau Perakitan otomatisPerakitan otomatis adalah perakitan yang dikerjakan dengan menggunakan sistem otomatis, seperti automasi, elektronik, mekanik, gabungan mekanik dan elektronik mekatronik, dan membutuhkan alat bantu yang lebih spesifik atau menggunakan jenis perakitan ini, dapat dibedakan lagi menurut jenis produk yang akan dilakukan perakitan. Adapun jenis perakitan berdasarkan jenis produk yang dilakukan perakitan, sebagai berikut1 Produk tunggalJenis perakitan produk tunggal, yaitu jenis produk perakitan di mana perakitan produk hanya satu janis Produk seri Jenis perakitan produk seri, yaitu jenis produk perakitan yang dilakukan dalam jumlah massal dalam bentuk dan ukuran yang Faktor-faktor yang memengaruhi kegiatan perakitanKegiatan perakitan dalam proses produksi dipengaruhi oleh berbagai faktor. Berikut faktor-faktor yang memengaruhi kegiatan Jenis bahan yang akan mengalami perakitanPada setiap jenis bahan terdapat sifat-sifat khusus dari bahan lainnya, sehingga sewaktu dilakukan perakitan pada jenis bahan terlebih dahulu harus diketahui sifat-sifatnya. Hal ini dikarenakan, sifat-sifat bahan ini sangat berpengaruh terhadap metode pemilihan Kekuatan yang dibutuhkanAdanya pertimbangan kekuatan yang dibutuhkan dalam suatu konstruksi, sebaiknya sudah dihitung terlebih dahulu pada saat merencanakan konstruksi produk yang akan diproduksi. Hal ini disesuaikan dengan mempertimbangkan kegunaan konstruksi dan atas dasar ini, maka dapat dipilih metode produksi yang akan dipakai, yaitu metode penyambungan dalam perakitan. Dasar dari pertimbangan ini adalah dengan meninjau proses kerja yang mudah dan sesuai dengan kekuatan konstruksi sambungan yang Pemilihan metode penyambunganPemilihan metode penyambungan ini sangat erat hubungannya dengan jenis bahan dan kekuatan sambungan yang dibutuhkan. Karena setiap metode penyambungan mempunyai keistimewaan Penggunaan alat bantu perakitanAlat-alat bantu dalam perakitan harus dipertimbangkan berdasarkan bentuk-bentuk konstruksi. Konstruki terdiri dari jumlah komponen yang banyak membutuhkan alat bantu perakitan. Alat bantu ini terutama dibutuhkan untuk memproduksi suatu alat dalam jumlah yang relatif ToleransiAdanya toleransi yang digunakan dalam perakitan dapat dipertimbangkan berdasarkan pasangan antara elemen yang dirakit menjadi komponen yang lebih besar. Toleransi untuk bagian-bagian ini dikenal dengan istilah interchange ability sifat mampu tukar. Patokan dasar yang digunakan dalam perakitan harus ditentukan terlebih dahulu sebagai acuan dasar untuk merangkai komponen yang Bentuk atau tampilanBentuk atau tampilan dari suatu produk sangat memengaruhi terhadap nilai jual produk itu sendiri. Bentuk atau tampilan pada dasarnya diawali dari gambar atau desainnya dengan penggunaan konstruksi di ErgonomisErgonomis dalam perakitan adalah kesesuaian antara produk dengan kenyamanan pemakai end user, artinya apabila produk ini digunakan tidak menimbulkan cepat letih, membahayakan, membosankan, qan FinishingFinishing atau pekerjaan akhir merupakan bagian yang sangat penting dalam proses perakitan. Finishing ini juga akan memberikan tampilan terhadap nilai jual Metode-metode yang digunakan dalam perakitanDalam produksi massal, proses perakitan dapat dilakukan dengan cara otomatis. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan hasil pada setiap produk dengan bentuk yang standar. Dalam perakitan terdapat beberapa metode yang dapat diterapkan sesuai dengan kebutuhan. Metode-metode tersebut, yaitu metode perakitan yang dapat ditukar-tukar, metode perakitan dengan pemilihan, dan metode perakitan secara individual. Berikut penjelasan metode-metode dalam perakitan. a. Metode perakitan yang dapat ditukar-tukarDalam metode ini, bagian-bagian yang akan dirakit dapat ditukarkan antara satu sama lain interchangeable, karena bagian tersebut dibuat oleh suatu pabrik secara massal dan sudah distandardisasi, baik menurut ISO International Organization far Standardization, DIN Deutsche lndustrie Norm, JIS Japan Industrial Standard, dan yang diperoleh bila menggunakan bagian atau komponen yang telah distandardisasi adalah waktu untuk perakitan komponen yang lebih cepat dan dalam penggantian komponen yang rusak dapat diganti dengan komponen yang sejenis yang ada di pasaran. Meskipun memiliki kelebihan tetap saja terdapat kekurangan pada komponen yang telah distandardisasi, yaitu harga komponen tersebut yang relatif Metode perakitan dengan pemilihan Pada metode perakitan dengan menggunakan metode pemilihan, komponen-komponennya juga dihasilkan dengan produksi massal serta pengukurannya diukur menurut batasan-batasan ukuran. c. Metode perakitan secara individualPerakitan ini dalam pengerjaannya tidak dapat dipisahkan antara bagian satu dengan bagian yang lain atau pasangan satu dengan pasangan yang dikarenakan dalam pengerjaannya harus berurutan tergantung pada bagian yang sebelumnya. Salah satu komponen pada bagian tersebut diselesaikan terlebih dahulu, kemudian bagian yang menjadi pasangannya menyusul dengan ukuran patokan yang diambil dari komponen yang Keseimbangan lini line balancingKeseimbangan lini atau line balancing merupakan penugasan sejumlah pekerjaan ke dalam stasiunÂstasiun kerja yang saling berkaitan dalam satu lintasan atau lini produksi. Stasiun kerja tersebut tidak memiliki waktu yang tidak melebihi waktu siklus dan stasiun kerja. Fungsi dari line balancing ini adalah membuat suatu lintasan yang seimbang. Sedangkan tujuan pokok dari penyeimbang lintasan adalah meminimumkan waktu menganggur idle time pada lintasan yang ditentukan oleh operasi yang paling lini adalah suatu usaha untuk mengadakan keseimbangan kapasitas antara satu bagian dengan bagian lainnya di dalam proses produksi. Hal ini perlu juga adanya pertimbangan dalam menentukan pembagian pekerjaan ke dalam masing-masing stasiun kerja. Adapun tujuan utama dalam menyusun line balancing adalah untuk membentuk dan menyeimbangkan beban kerja yang dialokasikan pada tiap-tiap bagian kerja. Apabila tidak dilakukan keseimbangan seperti ini, maka akan mengakibatkan ketidakefisienan kerja di beberapa unit kerja. Di mana unit kerja yang satu dengan unit kerja yang lain memiliki beban kerja yang tidak keseimbangan lini terdapat prinsip dasar yang harus diperhatikan. Selain itu, terdapat juga prosedur dan langkah pemecahan yang harus dipahami. Berikut penjelasan mengenai prinsip dasar keseimbangan lini, prosedur keseimbangan lini, dan hal-hal yang berkaitan dengan keseimbangan lini. a. Prinsip dasar keseimbangan lini line balancingPerencanaan produksi memegang peranan yang penting dalam perusahaan yang mempunyai tipe produksi massal, terutama dalam pengaturan dan perencanaan operasi-operasi atau penugasan kerja yang harus dilakukan. Pengaturan dan perancangan yang tidak tepat akan mengakibatkan stasiun kerja di lintasan perakitan tersebut mempunyai kecepatan produksi yang berbeda-beda. Hal ini akan berakibat pada lintasan perakitan yang tidak efisien, terjadinya penumpukan material, atau produk setengah jadi antara stasiun kerja yang tidak berimbang kecepatan suatu keseimbangan dalam suatu lintasan perakitan, yaitu suatu usaha yang bertujuan untuk mencapai kapasitas yang optimal, di mana tidak terjadi penghamburan fasilitas. Agar dapat tercapai lintasan perakitan yang seimbang, masing-masing stasiun kerja mendapatkan tugas yang sama nilai ukurannya dengan waktu. Dengan demikian, masalah keseimbangan lintasan perakitan yang sebenarnya adalah bagaimana agar suatu pekerjaan dapat diselesaikan dengan beban kerja yang sama pada setiap stasiun kerja, sehingga akan menghasilkan keluaran produk yang sama pada persatuan Prosedur keseimbangan lini line balancingProsedur line balancing bertujuan untuk meminimalkan harga balance day dari lintasan untuk nilai waktu siklus yang telah ditetapkan. Jumlah ini diharapkan mampu meminimalkan jumlah stasiun kerja. Prosedur dasar yang dilaksanakan adalah dengan menambahkan elemen-elemen aktivitas pada setiap stasiun kerja sampai jumlahnya mendekati sama, tetapi tidak melebihi harga waktu siklus. Dalam hal ini biasanya akan ditemui hambatan-hambatan dari elemen aktivitas yang ditempatkan dalam suatu stasiun kerja. Namun, hal yang terpenting adalah tetap memerhatikan ketentuan hubungan suatu aktivitas untuk mendahului aktivitas lainnya atau dapat digambarkan ke dalam bentuk precedence diagram. Di mana diagram tersebut akan dapat dimanfaatkan sebagai prosedur dasar untuk mengalokasikan elemen-elemen Langkah pemecahan masalah line balancingTerdapat sejumlah langkah pemecahan masalah line balancing menurut Gaspersz. Adapun langkah-langkah pemecahan masalahnya, sebagai Mengidentifikasi tugas-tugas individual atau aktivitas yang sedang dilakukan. 2 Menentukan waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan setiap tugas. 3 Menetapkan procedence constraints, jika adanya kaitan dengan setiap tugas tersebut. 4 Menentukan output dari assembly line yang dibutuhkan. 5 Menentukan waktu total yang tersedia untuk memproduksi output. 6 Menghitung cycle time yang dibutuhkan, seperti waktu di antara penyelesaian produk yang dibutuhkan untuk menyelesaikan output yang diinginkan dalam batas toleransi dari waktu batas waktu yang sudah diizinkan. 7 Memberikan tugas-tugas kepada pekerja atau mesin. 8 Menetapkan jumlah minimum banyaknya stasiun kerja yang dibutuhkan untuk memproduksi output yang diinginkan. 9 Menilai efektivitas dan efisiensi dari solusi. 10 Mencari terobosan-terobosan untuk memperbaiki proses terus-menerus continous process improvement.d. Hubungan precedence dalam line balancingHubungan atau saling keterkaitan antara satu pekerjaan dengan pekerjaan lainnya digambarkan dalam suatu diagram yang disebut precedence diagram atau diagram pendahuluan. Dalam suatu perusahaan yang memiliki tipe produksi massal yang melibatkan sejumlah besar komponen yang harus dirakit, perencanaan produksi memegang peranan yang sangat penting dalam membuat penjadwalan produksi production schedule, terutama dalam masalah pengaturan operasi-operasi atau penugasan kerja yang harus dilakukan. Keseimbangan lini sangatlah penting karena akan menentukan aspek-aspek lain dalam sistem produksi dalam jangka waktu yang cukup aspek yang akan terpengaruh, antara lain biaya, keuntungan, tenaga kerja, peralatan, dan sebagainya. Hal ini digunakan untuk mendapatkan lintasan perakitan yang memenuhi tingkat produksi tertentu, sehingga penyeimbangan lini harus dilakukan dengan menggunakan metode yang tepat agar menghasilkan keluaran berupa keseimbangan lini yang terbaik. Tujuan akhir pada line balancing adalah memaksimalkan kecepatan pada setiap stasiun kerja, sehingga efisiensi kerja yang tinggi dapat dicapai pada setiap stasiun. e. Istilah-istilah dalam line balancingDalam line balancing terdapat istilah-istilah yang lazim untuk digunakan. Berikut akan dijelakan mengenai istilah-istilah Precedence diagramPrecedence diagram digunakan sebelum melangkah pada penyelesaian yang menggunakan metode keseimbangan lintasan. Precedence diagram sendiri sebenarnya merupakan gambaran secara gratis dari urutan operasi kerja, serta ketergantungan pada operasi kerja lainnya yang bertujuan untuk memudahkan pengontrolan dan perencanaan kegiatan yang terkait di Assemble productAssemble product adalah produk yang melewati urutan work station, di mana setiap work station memberikan proses tertentu hingga selesai menjadi produk akhir pada perakitan Waktu menunggu idle timeDalam hal ini operator atau para pekerja menunggu untuk melakukan proses kerja ataupun kegiatan operasi yang selanjutnya akan dikerjakan. Selisih atau perbedaan antara Cycle Time CT dan Stasiun Time ST, atau CT dikurangi ST, sebagai berikut. 4 Keseimbangan waktu senggang balance delayKeseimbangan waktu senggang atau balance delay merupakan ukuran dari ketidakefisienan lintasan yang dihasilkan dari waktu menganggur sebenarnya, hal ini terjadi karena pengalokasian yang kurang sempurna di antara stasiun-stasiun kerja. Balance delay dapat dirumuskan, sebagai berikut. 5 Efisiensi stasiun kerjaEfisiensi stasiun kerja merupakan rasioantara waktu operasi pada setiap stasiun kerja Wi dari waktu operasi stasiun kerja terbesar Ws. Efisiensi stasiun kerja dapat dirumuskan, sebagai berikut. 6 Line efficiencyLine efficiency merupakan rasio dari total waktu stasiun kerja dibagi dengan siklus kemudian Line efficiency dikalikan dengan jumlah stasiun kerja atau jumlah efisiensi kerja dibagi dengan siklus laludikalikan dengan jumlah stasiun kerja atau jumlah efisiensi stasiun kerja dibagi jumlah stasiun kerja. Adapun rumus line efficiency, sebagai berikut. 7 Work stationWork station merupakan tempat pada lini perakitan di mana proses perakitan dilakukan Setelahmenentukan interval waktu siklus, maka jumlah stasiun kerja yang efisien dapat diterapkan dengan rumus, sebagai berikut. 8 Smoothes IndexMerupakan suatu indeks yang menunjukkan kelancaran relatif dari penyeimbang lini perakitan tertentu. Dengan rumus, sebagai berikut. f. Metode yang digunakan pada pengukuran waktu kerjaWaktu kerja merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap suatu proses produksi, terutama dalam hal perakitan. Secara garis besar teknik-teknik pengukuran waktu kerja dibagi atas dua bagian, sebagai Pengukuran secara langsungPengukuran waktu secara langsung adalah pengukuran yang dilaksanakan secara langsung, sesuai dengan tempat pekerjaan yang Pengukuran secara tidak langsungPengukuran waktu secara tidak langsung adalah pengukuran yang dilakukan tanpa harus berada di tempat pekerjaan, yaitu dapat dilakukan dengan membaca tabel-tabel yang tersedia dengan syarat mengetahui jalannya pekerjaan atau Konsep lini dalam tata letak yang berorientasi produkPenyusunan pada tipe ini adalah berdasarkan urutan proses produksi, di mana mesin-mesin atau peralatannya disusun sesuai dengan urutan proses, sehingga dalam pengerjaannya akan diikuti oleh pengerjaan berikutnya, dan sesuai urutan industri perusahaan yang membuat produk secara massal dan dalam waktu yang relatif panjang atau terus-menerus serta tidak tergantung pada pesanan, maka untuk jenis tata letak yang sesuai adalah product layout. Sedangkan untuk produksi yang berulang dan kontinu, maka tata letak yang sesuai adalah dengan menggunakan tata letak produk. Post navigation
metode perakitan produk barang jasa